BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penisbatan (hubungan) beberapa
lafadz bersama makna-makna yang dikandung, tidak kurang dan tidak lebih dari 5
(lima) macam. Yaitu, tawathu’, tasyakuk, takhaluf, isytirak, dan
kebalikan dari isytirak yaitu, taraduf.
Pasal ini menerangkan tentang kull
dan kulliyah, serta juz’ dan juz’iyah. Kull adalah penghukuman kita atas
kumpulan individu seperti contoh dalam hadits “semua itu tidak terjadi”. Dan seandainya
yang dihukumi adalah setiap individu maka hukum tersebut dikenal dengan nama
kulliyah. Dan hukum atas sebagian individu disebut dengan juz’iyyah dan
pengertian mengenai juz sudah jelas.
Pembahasan mengenai hal ini sangat
diperlukan dalam kajian ilmu mantiq. Karena sebagai bahan atau dasar
selanjutnya untuk mengkaji “tashowwur” dan “tashdieq”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1.
Bagaimana
pembagian nisbah al-alfadz?
2.
Apakah itu Kull, Kulliyah, Juz’ dan Juz’iyah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Nisbah al-alfadz (korelasi lafadz)
Nisbah al-alfadz terbagi menjadi 5 (lima) macam, yaitu:
1.
Nisbah
Tawathu’, yaitu hubungan lafadz dengan maknanya terdapat kesamaan dalam hal
bukti dan individu yang ditujunya. Seperti manusia dengan saudara Thalib, Zaid
dengan selain keduanya.
2.
Nisbah
Tasyakuk, yaitu hubungan lafadz dengan maknanya terdapat tingkatan kualitas
dalam hal bukti individu yang dituju (afrad). Seperti “cahaya” pada matahari,
bulan dan bintang.
3.
Nisbah
Takhaluf, yaitu hubungan lafadz dengan maknanya yang berbeda dalam bukti
individu yang dituju. Seperti “manusia dan kuda”.
4.
Nisbah
Isytirak, yaitu hubungan satu lafadz dengan makna yang banyak dalam bukti yang
dituju satu kata banyak makna (afrad). Seperti lafadz “ainun” yang
berarti bisa matahari, mata dan sumber air.
5.
Nisbah
Taraduf, yaitu sabaliknya dari nisbah istirak; lafadznya banyak tetapi maknanya
satu. Seperti, lafadz “insanun” dan “basyarun” yang berarti satu,
yaitu manusia.[1]
B.
Kull, Kulliyah, Juz’ dan Juz’iyah
1.
Kull dan Kulliyah
“Kull” (كُلٌّ) artinya: menetapkan hukum atas sesuatu secara keseluruhan.
“Kulliyah” (كُلِيَّةٌ) artinya: menetapkan hukum atas sesuatu secara satu persatu.
Contoh:
I.
a.
para santeri mengangkat langgar (surau), berbeda dengan
b. para santeri
mengangkat buku (kitab).
Penjelasan:
I. 1a. perkataan “para santeri mengankat langgar” ini, artinya
menetapkan hukum atas santeri-santeri secara keseluruhan, seluruh santeri.
Kull.
I. 1b. beda dengan perkataan “para santeri mengangkat buku-buku”
ini artinya para santeri, masing-masing mengangkat buku. Orang-perorang
daripada santeri masing-masing mengangkat buku.
I. 2a. tidak mungkin pada contoh “a” “santeri mengangkat langgar”
itu kemudian diartikan, seorang santeri mengangkat satu langgar, tetapi
seharusnya diartikan kumpulan dari para santeri mengangkat “sebuah langgar”.
I. 2b. dan tidak mungkin pula, pada contoh “b” para santeri
“mengangkat buku” diartikan kumpulan para santeri mengankat “sebuah buku” tapi
seharusnya diartikan seorang santeri mengangkat sebuah buku.[2]
2. Juz’ dan
Juz’iyah
Juz’ adalah
bagian dari sesuatu. Contoh: حيوان adalah bagian dari الانسان. Penjelasan: حيوان yang menjadi juz penyusun dari الانسان (manusia) yang memiliki makna hakikat حيوان ناطق (hewan yang mampu berpikir).
Sedangkan
Juz’iyah adalah menghukumi sebagaian. Contoh: Sebagian manusia bisa menulis; sebagian
manusia suka durian; dan sebagainya.[3]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Nisbah al-alfadz dibagi menjadi lima
macam, yaitu nisbah tawathu’, nisbah tasyakuk, nisbah takhaluf, nisbah
isytirak, dan nisbah taraduf.
Kull (كُلٌّ) artinya: menetapkan hukum atas sesuatu secara keseluruhan. Kulliyah
(كُلِيَّةٌ) artinya: menetapkan hukum atas sesuatu secara
satu persatu.
Juz’ adalah bagian dari sesuatu.
Sedangkan Juz’iyah adalah menghukumi sebagaian.
DAFTAR PUSTAKA
Bisri Mustofa,
Cholil. 1989. Ilmu Mantiq terjemahan assullamul munauroq.
Rembang:
PT.alma’arif.penerbit.offset.
Sambas,
H.Syukriadi. 1996. Mantik Kaidah Berfikir Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Quwaisiniy,
Syarah. Assulamul Munauroq.
Alhamdulillah...sangat membantu belajar para santri di zaman milenial ini
BalasHapusTerimakasih ustadz
Alhamdulillah mantap...
BalasHapus🙏😊
Mantap lanjutkan ustadz
BalasHapus